Rabu, 08 September 2010

Kenyataan yg tak diharapkan

Kenyataan tak selalu seperti yang kita harapkan. Kadangkala kenyataan itu terasa begitu indah. Namun tak jarang kita merasakan sulit sekali rasanya menerima kenyataan ini.
Saat kita berada pada situasi yang tak menguntungkan ini, kita merasa tak ingin lagi rasanya berharap. Buat apa berharap kalau pada kenyataanya tak akan sama? Menurut saya cara berpikir seperti ini salah.
Saya pernah mendengar cerita dari seorang guru. Dia bercerita "Sebelumnya tidak terpikir oleh saya untuk menjadi seorang guru. Terlintas pun tidak pernah dalam benak saya. Namun karena alasan ekonomi saya harus memilih jurusan PGSD. Hari itu ibu saya berucap "Nak, profesi guru itu sangat mulia." Namun hati saya berkata lain "APA ITU GURU?" Saya harus memilih tetap pada pendirian saya menjadi seorang sekretaris atau mengikuti saran ibu untuk menjadi guru. Kalau saya tetap pada pendirian pertama maka impian itu akan terpendam karena saya tidak ada biaya untuk kuliah. Dengan berat hati saya memilih untuk menjadi guru. Namun sebelumnya sempat terlintas dalam pikiran saya lebih baik memendam impian dan harapan daripada harus menjalani kenyataan yang tak pernah diharapkan. Namun pada akhirnya saya menjalani proses untuk menjadi seorang guru.
Sangat banyak dan berat sekali rintangan yang saya tempuh. Hari demi hari saya mencoba untuk ikhlas menjalani kenyataan pahit ini.
Dan hari ini saya berkesimpulan kenyataan yang pada awalnya tak sesuai harapan apabila dijalani dengan keikhlasan akan menghasilkan sebuah kenyataan yang lebih indah dari harapan awal".
Jalanilah kenyataan yang ada meskipun tak sesuai dengan harapan. Sesungguhnya dibalik pahitnya kenyataan hari ini ada kenyataan indah yang telah menunggu.
Mudah2an kisah ini membangkitkan semangat orang2 yg sedang dalam terpuruk dalam pahitnya kenyataan yang harus dihadapi.

1 komentar:

AJE mengatakan...

Ya, saya suka kamu jadi sekretaris.