Selasa, 04 Mei 2010

Perpisahan


Sungguh sakit ku rasakan

Perih tak terkirakan

Hati menangis pilu

Tergores luka sembilu

Rintihan hati yang bisu

Tak bisa mengatakan ini

Tak sanggup ku hadapi

Perpisahan yang menghampiri

Ingin ku berlari

Kembali ke ruang waktu

Mengobati rasa rindu

Sunyi menemani

Hampa tanpa arti

Tak ku temukan ceria

Tak ku sadari, telah pudar bahagia

Tak Seperti Dulu Lagi

Rembulan bersembunyi di balik awan itu. Sang dewi malam itu tidak lagi tersenyum melihatku. Dia enggan untuk menampakkan wajahnya kepadaku. Semenjak aku tidak lagi melihatnya dari jendelaku. Aku tidak melupakanmu rembulan.
Ku akui ini memang salahku. Aku tidak lagi bercerita kepadamu. Hari-hariku tersita oleh kegiatan yang padat itu. Malam hari ku telah letih. Mataku telah perih. Tanganku telah lunglai. Kakiku ku pun telah letoy. Kegiatan itu benar-benar menguras tenagaku.
Kau pun telah sibuk dengan angin itu. Dia selalu bertiup sepoi membelaimu. Menyejukkan hatimu yang terbakar oleh amarah. Melenturkan urat syarafmu yang telah lama tegang memikirkan masalah-masalahmu. Dia tak mudah berlalu seperti aku. Aku hanya datang di kala siang dan kau hadir di kala malam. Sehingga kau dan aku tidak pernah lagi bertemu.
Waktu telah mengubah semuanya. Jarak merentang di antara kita. Dua hal itu yang membuat kita tidak seperti dulu lagi.